Senin, 04 November 2013

Si Sakti, Ahok


Ahok, sebutan yang biasa digunakan khalayak umum untuk pejabat bernama asli Basuki Tjahaja Purnama yang berasal dari Bangka Belitung ini. Ia sekarang dikenal sebagai Gubernur Anak dari seorang pengusaha timah dan pasir yang terkenal di Belitung ini mencoba menggeluti dunia politik setelah usaha pabrik kwarsanya gagal berjalan. Ahok sempat frustasi karena kegagalannya mengikuti jejak ayahnya dan ingin pindah ke Canada. Namun ayah Ahok tidak memperbolehkan rencana kepindahan Ahok. Ia ingin anaknya berkarya di negri ini, berguna bagi negri ini, bukan negara lain. "Rakyat butuh kamu". Kata-kata ayahnya yang membuat Ahok mulai berpikir ulang dan sadar akan kesulitan Negara Indonesia, tanah airnya ini. Tidak perlu berpikir muluk-muluk. Ahok sendiri mulai heran akan pulau kelahirannya yang kaya SDA seperti timah, ikan dan kayu namun masih saja banyak rakyat belitung yang tidak bisa sekolah, bahkan berobat. Hatinya tergerak untuk membantu sekaligus mulai memutar otak bagaimana cara membantu orang-orang tidak mampu ini bukan dengan cara yang instan: dengan memberi uang yang akan justru akan membuat dirinya bangkrut karena terlalu banyak orang miskin yang harus dibantu. Cara yang daat dilakukannya adalah menjadi pejabat. Ahok memulai kariernya dibidang politik dengan mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Belitung Timur tahun 2003 dan ia terpilih. Pencalonan ini kemudian diikuti denganpencalonan lain debagai Bupati Belitung Timur. Pada tahun 2997 ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka Belitung namun gagal. Tapi kegagalan ini tidak membuatnya menyerah ataupun minder. Pada tahun 2009, Ahok nekat mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI wakil Provinsi Bangka Belitung. 1 hal yang dipegang Ahok dalam melakukan kampanye: politik bukan berarti menghalalkan segala cara untuk menang. Dengan mebagi-bagikan sembako atau menyuap rakyat agar memilih calon yang bersangkutan. Bagi Ahok, untuk menang dalam pemilu tidak harus dengan bermain uang. Kampanye pemilihan DPR RI Provinsi Bangka Belitung ini, Ahok mulai mengkerahkan jurus-jurus saktinya:
  1. Keliling
  2. Ngobrol sambil Promosi
  3. Jangan takut SARA
  4. ASAD (Anda Sms Ahok Datang)
  5. Foto-foto
  6. Relawan yang rajin dan setia
  7. Nekat 

Ketujuh jurus sakti yang digunakan oleh Ahok sebenarnya merupakan sebuah pendekatan kepada masyarakat. pendekatan bukan berarti dengan memberi uang, namun meyakinkan masyarakat bahwa aspirasinya akan disalurkan ke pemerintah dan lain sebagainya. Ahok menunjukkan ia tidak mau memperbaiki semuanya langsung dengan uang, namun ia ingin memperbaiki system yang ada karena tidak semua masalah bisa selesai dengan uang. Memang, mungkin uang dapat menyelesaikan masalah di depan, namun lama kelamaan dengan system yang salah, kekacauan akan kembali muncul. Yang terhebat dari Ahok ialah ia mau terjun sendiri ke lapangan, bukan mengutus asisten atau wakil. Meskipun ia pasti sibuk, Ahok meluangkan waktu untuk mengobrol dan memberi sosisalisasi-sosialisasi kepada masyarakat. Iapun memberi nomor ponsel pribadi kepada masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi ataupun yang ingin mendukungnya. Ahok sangat melibatkan dirinya kontak lansung dengan masyarakat. Sehingga sosok Ahok dilihat masyarakat sebagai sosok yang tidak sombong dan mau berbaur dan bertemu langsnung dengan rakyat kecil. Sedikit perhatian yang diberikan beliau tentu membuat warga nyaman dan ingin memilih dirinya.Ahok bahkan berkat jujur dalam sosialisasi-sosialisasinya bahwa ia tidak memberikan apapun kepada warga, hanya ngobrol-ngobrol santai sambil promosi. 

Walaupun Ahok adalah seorang keturunan Tiong Hoa dan non islam, ia tidak segan-segan mengakuinya kepada masyarakat. Karena yang terpenting sebenarnya bukan masalah agama atau ras tapi kelakukannya dan agama ataupun ras tidak bisa menentukan perilaku seseorang. Ahok menanamkan pengertian itu kepada masyarakat dan desa-desa yang dikunjunginya.

Ketujuh jurus sakti Ahok berhasil membuktikan kepada masyarakat dan pada pejabat-pejabat lain bahwa kampanye dengan cara bersih dan tanpa uangpun dapat menjadi orang pilihan masyarakat. Ditambah lagi, kepercayaan masyarakat Bangka Belitung kepada Ahok juga membuat warga DKI Jaktarta mempercayakan provinsi mereka di tangan Ahok sebagai wakil Gubernur dan Jokowi sebagai gubernur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar